Lahan Gambut untuk Pelestarian Flora
dan Fauna
Tolong aku, jangan bakar tempat
tinggalku?
Oleh: Muhammad Amin, ST
Gambar 1: Keseimbangan alam di bumi
Ada satu hal yang terpikir dalam
benakku, ketika melihat fenomena-fenomena yang terjadi di Indonesia, seperti
kebakaran hutan dan/atau lahan gambut yang setiap tahunnya sepertinya menjadi
peristiwa tahunan yang wajib terjadi di Negara kita. Aku membayangkan “andaikan
hewan dan juga tumbuhan yang habis terbakar bisa berbicara” apa yang akan
mereka katakan dan apa tanggapan kita sebagai manusia yang sering kali
mengedepankan sikap egois dan rasa ingin memiliki semua yang ada tanpa pernah
berpikir apa yang terjadi dan akibat negatif dari aktivitas kita sehari-hari
yang berpotensi merusak alam.
Apakah kita akan siap mendengar
tangis-jeritan mereka? Apakah kita akan tetap tega untuk mengusir paksa mereka
dari habitat yang mungkin pada saat kita belum lahir mereka sudah terlebih
dahulu tinggal di daerah itu.
Ah, pengimajinasian ini terlalu
mengada-ada dan jauh dari kebenaran logika. Namun, tidak ada salahnya jika kita
memiliki rasa empati yang tinggi dalam menjalani apapun terkait dalam
perjalanan hidup kita.
Bagaimana pembaca sekalian? Apa kalian
bisa membayangkan hal itu? Saya menyarankan untuk mencoba melakannya dan
rasakan apa makna pelajaran hidup yang kalian dapatkan.
Diartikel ini saya akan menulis
tentang keragaman flora dan fauna dalam hutan dan/atau lahan gambut.
Flora
dan Fauna di Lahan Gambut
Gambut
memiliki keanekaragaman flora atau vegetasi yang tinggi dengan jenis-jenis tumbuhan
yang hanya mampu beradaptasi pada kondisi ekosistem gambut. Studi mengenai
keanekaragaman vegetasi di gambut telah lama dilakukan bahkan tercatat sejak
zaman kolonialisme Belanda yang dilakukan oleh Ijzerman et al. pada tahun 1895.
Dibandingkan dengan hutan hujan tropika secara umum, keanekaragaman vegetasi di
lahan gambut tergolong lebih rendah. Walaupun demikian, keanekaragaman vegetasi
di lahan gambut memiliki tingkat proporsi yang lebih tinggi pada karakteristik
spesiesnya dibandingkan ekosistem lahan kering pada zona biogeografi yang sama.
Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Herman Daryono pada tahun 2009 tentang “Potensi,
Permasalahan Dan Kebijakan Yang Diperlukan Dalam Pengelolaan Hutan Dan Lahan
Rawa Gambut Secara Lestari” dimana dari hasil penelitian yang dilakukan
baik di Pulau Sumatera maupun di Kalimantan, habitat rawa gambut mengandung
kekayaan keanekaragaman yang tinggi untuk jenis flora dan fauna,
reservoir/simpanan air, dan simpanan karbon.
Kekayaan
flora yang berisi bermacam-macam jenis pohon yang kayunya mempunyai nilai komersial
tinggi untuk keperluan bahan industri meubel dan konstruksi. Selain itu juga terdapat
berbagai jenis pohon yang mempunyai nilai komersial dari hasil non kayu baik berupa
getah, lateks, kulit pohon, bahkan mempunyai kandungan zat ekstraksi yang berguna
untuk kepentingan obat-obatan (medicinal plants). Jenis-jenis pohon rawa
gambut yang memiliki potensi strategis seperti bintangur (Calophyllum
lanigerum) yang mempunyai zat bioaktif untuk anti virus HIV. Jenis bintangur
lainnya adalah Calophyllum cannum dan C.dioscorii yang mempunyai
zat bioaktif anti kanker dan masih ada lagi beberapa jenis prospektif lainnya.
Di masa depan, nilai ekonomi zat bioaktif ini akan jauh lebih tinggi dari pada
nilai kayunya. Pada tabel di bawah ini disajikan beberapa pohon penting yang
kayunya mempunyai nilai komersial tinggi. Saya hanya akan menampilkan beberapa
contoh. Untuk lebih lengkapnya silahkan akses webisite ini: http://www.forda-mof.org/files/Iswan_Dunggio[1].pdf
. Di website ini disajikan informasi yang sangat lengkap tentang keragaman
hayati lahan gambut di Indonesias.
Tabel 1. Beberapa jenis pohon penting, sifat kayu dan kegunaan nya
dari hutan rawa gambut Kalimantan dan Sumatera
No
|
Jenis Pohon
|
Kelas Awet
|
Kelas Kuat
|
Berat Jenis
|
Kegunaan
|
1
|
Ramin
|
V
|
IV-V
|
0,34
(0,21-0,48)
|
Konstruksi
ringan dibawah atap, rangka pintu dan jendela, mebel, kayu lapis, dll
|
2
|
Pulai
Rawa
|
V
|
II-III
|
0,63
(0,46-0,84)
|
Peti,
korek api, barang-barang kerajinan tangan industri, pensil dan lain-lain
|
3
|
Prupuk
|
V
|
III-IV
|
0,45
(0,30-0,56)
|
Kayu
yang dekoratif cocok untuk panil dan kayu lapis
|
4
|
Katiau
|
IV
|
II-III
|
0,56
(0,42-0,69)
|
Finir,
pembuatan kertas craft, papan perumahan, dll
|
5
|
Sonte
|
III-IV
|
II
|
0,73
(0,61-0,79)
|
Finir,
bahan pembuatan kertas craft, papan balok, rusuk, dlll
|
Sumber:
Daryono, 2009
Sedangkan
keragaman fauna yang spesifik yang ada di hutan rawa gambut di antaranya adalah
orang utan (Pongo pygmaeus), bakantan (Nasalis larvatus), beruang
madu (Helarctos malayanus), owa (Hylobates agilis), burung
rangkong (hornbills), macan daun, monyet ekor panjang (Macaca
fascicularis) dan lain-lain.
Bahkan di hutan rawa gambut yang
ketebalan gambutnya sangat dalam, terdapat suatu ekosistem air hitam dengan
biota yang spesifik yakni adanya fitoplankton Cosmarium sp, dan Peridium
sp yang hanya ada di ekosistem air hitam. Merujuk pada aporan dari Britain
Royal Society yang dipublikasikan pada akhir Januari 2006, melaporkan
bahwa, telah diketemukan seekor ikan dewasa yang terkecil di dunia berukuran
panjang 1/3 inch (8,5 mm) dan saat ini spesimennya berada di National
History Museum, yang diperoleh dari hutan rawa gambut bekas terbakar di
Sumatera. Hal ini bukan saja ikan terkecil tetapi juga vertebrata dewasa
terkecil di dunia.
Tolong, Jangan Bakar Tempat Tinggal
Kami
Gambar 2: Rusaknya Vegetasi akibat Kebakaran Hutan dan/atau Lahan Gambut
Kebakaran
hutan akan mengakibatkan banyak binatang yang akan kehilangan tempat tinggal
yang digunakan untuk berlindung serta tempat untuk mencari makan. Dengan
demikian, hewan yang tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan baru setelah
terjadinya kebakaran tersebut akan mengalami penurunan jumlah bahkan dapat
mengalami kepunahan.
Kebakaran
hutan akan merusak habitat hewan yang merupakan tempat mereka tinggal. Berbagai
hewan akan kehilangan rumahnya. Burung beterbangan, sebagian yang tidak sempat
meninggalkan sarangnya hangus terpanggang. Hewan melata terjebak di dalam hutan
hangus terbakar.
Gambar 3 dan 4: Hewan yang mati akibat kebakaran lahan gambut
Coba kita aktifkan sikap empati kita. Dengan
merasakan apa yang akan dirasakan oleh flora dan fauna yang secara
terus-menerus diganggu habitatnya tak akan bisa berkembang dan tumbuh dengan
baik. Coba kita rasakan seolah-olah kita manusia-lah yang mengalami itu, apa
yang akan terjadi. Saya bisa memastikan, pasti kita semua akan stres dan
tentunya akan marah? Kita ambil contoh kecil saja, kadang kala, ketika teman
kita menghidupkan musik dengan keras saat kita sedang belajar atau menghafal
pelajaran untuk ujian besok harinya, pasti kita akan marah bahkan bisa jadi
kita akan berkelahi dengan-nya, karena Ia telah mengambil hak-hak kita untuk
hidup tenang.
Sama halnya dengan Flora dan Fauna
yang setiap tahunnya habitatnya selalu terganggu akibat kebakaran lahan gambut
yang terjadi. Bisa jadi, setiap detiknya mereka akan berkata “Tolong, Jangan
Bakar Tempat Tinggal Kami”. Namun, hanya hati-hati yang peka-lah yang akan bisa
merasakan tangis-jeritan mereka. Sekiranya kita membaca bukan hanya yang
tersurat, tapi bisa memahami yang tersirat, niscaya, kejadian yang mengenaskan
seperti ini tak akan tejadi lagi di Indonesia. Maka bacalah. Baca dan pahamilah
fenomena-fenomena alam yang terjadi. Karena alam terkembang untuk menjadi guru.
pantaugambut.id
Pantaugambut.id
pantaugambut.id
Pantaugambut.id
pantaugambut.id
Pantaugambut.id
pantaugambut.id
Pantaugambut.id
Jakarta
19 Juli 2017
Penulis: Muhammad Amin, ST (Alumni
Jurusan Teknik Lingkungan dan Kandidat Master of Environmental Design, Kanazawa
University, Jepang)
tulisan yg sangat inspiratif, informatif dan bermanfaat 👍
BalasHapusTerima kasih Bu Maya
HapusTulisannya bagus dan menarik 👍
BalasHapusTerima kasih Ibu Mutia Suci Ananda, Mohon di share kepada yang lain juga.
HapusTerimakasih telah menyadarkan kami untuk selalu peduli dengan lingkungan, it's very useful essay... Nice...
BalasHapusThank you Mr. Dayat. I hope you enjoy when you read my article. Actually, it is a simple article, but I try to make its relevan for our condition.
HapusArtikelnya sangat patut untuk direnungkan, bsa kta ibartkan kedalm diri kta sndiri jika tmpat tnggal kita di rusaki oleh orang lain apa y akan kita perbuat thdap orang tersebut. mmang bnyak skali yang mrasa dirugikan dengan kebakaran hutan ini benar kata pak amin diatas jika hewan dan tmbuhan bsa bcara...
BalasHapusNtah apa y akn dia katakan dan lkukan terhadap manusia yang hanya mementingkan dirinya sendiri..
Semoga artikel ini dapat segera diresapi oleh masyarakat dan bsa memikirkan juga dampak yang akan tmbul untuk semua makhluk ciptaan Allah SWT
Ciptaan Allah dijaga dan dipelihara bukan disiksa dan dianiaya..
Semoga artikel pak amin dpat menggerakkkan masyarakat indonesia agar sling memelihara dan menjaga ciptaan y ada...
Terima kasih Ibu Nur Baiti. Manusia sebagai khalilfah sudah sepatutnya menjaga dengan sungguh-sungguh apa yang telah menjadi amanah bagi kita.
HapusArtikel yang sangat bagus.... Semoga apa yang telah dituangkan oleh penulis disini bisa menjadi pelajaran bagi kita. Bagaimana pentingnya memelihara lingkungan... "Kalau bukan kita siapa lagi"
BalasHapusJazakallahu khairan kasitran Pak Muhammad Amin Nasution, ST
Terima kasih Pak Dino Febi Saputra. Saya sangat berharap ini menjadi bahan bacaan bagi siapapun demi mengembalikan rasa saling memiliki Indonesia, sehingga kita akan sama-sama untuk menjaga Indonesia.
HapusUlasan yang menarik sebagai bahan renungan pribadi. Terimakasih sudah memberikan informasi dan opininya... sangat bermaanfaat sekali...
BalasHapusSama-sama Ibu Rahmi Mulia Putri. Semoga bisa bermanfaat untuk semuanya.
HapusTulisannya bagus. Semoga dngan tlisan ini bnyak masyarakat yg sdar akan menjaga lingkungan.
BalasHapusTerima kasih banyak atas pujiannya. semoga saya bisa terus konsisten menulis.
HapusSangat menarik dengan tulisan amin. Anak muda yg ingin ada kemajuan. Sukses terus saudara amin.
BalasHapusTerima kasih Pak Randa Anugerah. Sukses juga Pak Randa
HapusArtikel yang menarik, Semoga tulisan ini dapat menjadi jalan masyarakat dan pemerintah tuk sadar dan bekerjasama dalam menjaga dan melestarikan lingkungan
BalasHapusSemoga bisa berguna bagi sesama untuk bisa sadar dalam menjaga lingkungan. Terutama lahan gambut.
HapusArtikelnya informatif, terima kasih Kak Amin untuk tulisan ini
BalasHapusSama sama Mba Theresia Sukoco. Semoga bermanfaat
HapusSome people do not pay attention to what they do to the peatlands. They do not know or may be ignore that in the peatlands there are so many species of animals preserved by government. They only think of self-interest in order to make a lot of profits and do not relize that many impacts happened from burn forest. I think government must be assertive to give punishment for people who burn the forest. And then the former also must give sosialization to society that peatlands must be preserved to keep the balance of nature.
BalasHapusThanks for sharing with me through this article. So beneficial.
HapusYap.... Thank you very much.. We must keep our nature.
HapusArtikel yang sangat bagus.... Semoga apa yang telah dituangkan oleh penulis disini bisa menjadi pelajaran bagi kita. Bagaimana pentingnya memelihara lingkungan... "Kalau bukan kita siapa lagi"
BalasHapusJazakallahu khairan kasitran Pak Muhammad Amin Nasution, ST
Tahnk you Pak Dino Febi Putra. I hope we can save our beatiful nature.
HapusThank you...
BalasHapusBarakallah, tulisannya sangat bermanfaat, kita bisa mengetahui apa-apa yang seharusnya manusia lakukan terhadap alam, terima kasih mas informasinya, keren banget, tetap sharing tulisan-tulisan yang bermanfaat!! Semangat!
BalasHapus