Menjaga Gambut, Menjaga Indonesia
3 Bulan Tanpa Langit Biru
Masih
tentang cerita kebakaran hutan dan/atau lahan gambut tahun 2015
Kali
ini, dalam tulisan ini aku ingin memutar kembali ingatanku ke tahun 2015 dan
iaku akan menceritakan pengalamanku saat itu, yaitu saat dimana Indonesia
lagi-lagi (kembali) dilanda kebakaran hutan dan/atau lahan gambut. Lagi-lagi
terjadi. Mengapa saya menulis kata lagi dalam tulisan ini, karena kebakaran ini
seakan menjadi rutinitas yang wajib terjadi di Indonesia, sangat miris bukan?
Sebagai informasi kepada pembaca bahwa kebakaran hutan dan/atau lahan gambuttelah terjadi di Indonesia sejak tahun beberapa puluh tahun silam.
Karena
sudah terjadi dari sejak dulu kala, makanya kasus kebakaran hutan di Indonesia
tidak asing lagi bagi masyarakat dunia karena hampir di setiap tahunnya
dibeberapa wilayah bagian Indonesia selalu terjadi kebakaran hutan dari mulai
yang terkecil sampai yang terbesar. Secara umum, penyebab kebakaran ini adalah
karena adanya berbagai kegiatan dalam sektor perhutanan seperti pembukaan lahan
atau alih fungsi hutan yang disertai dengan adanya pemanasan global yang
akhirnya selalu memicu adanya kebakaran hutan. Tapi, yang lebih mengenaskan
lagi, sebagian besar penyebab terjadinya kebakaran hutan dan/atau lahan gambut
ini adalah disengaja oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Gambar 1: Kebakaran Hutan dan/atau Lahan Gambut Tahun 2015
Sumber: Liputan 6.com
Kebakaran
Hutan dan/atau Lahan Gambut Tahun 2015
Saya
kira, teman-teman pembaca artikel ini masih ingat tentang kejadian yang kembali
menjadikan Indonesia sebagai pusat perhatian dunia karena lagi-lagi hutan
dan/atau lahan gambut kita kembali terbakar? Masih ingatkah dengan kejadian 2
tahun silam itu? Saya yakin, teman-teman pasti masih ingat tentang kejadian
itu.
Seperti
yang ditu;os oleh Sarah Porter dengan judul artikel “Dapatkah Kebakaran Hutan di
Indonesia diakhiri? Di website http://www.bbc.com
mengatakan bahwa dalam tulisannya dimana pada oktober 2015, lebih dari 100.000
kebakaran melahap jutaan hektare hutan di Indonesia. Korban meninggal dunia,
baik manusia maupun hewan, telah berjatuhan. Dampak ekonominya pun diperkirakan
mencapai lebih dari US$15 miliar atau setara Rp196 triliun. Hal ini disampaikan
oleh Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) yaitu Sutopo Purwo Nugroho menuturkan bahwa luas area kebakaran hutan
dan lahan yang terjadi pada tahun 2015 sudah sebesar 2.089.911 ha. Sangat luas
bukan. Jika teman-teman ingin tahu tentang luasan lahan gambut yang terbakar
pada tahun 2015. Saya akan menampilkan data tersebut berdasarkan Analisis Luas
Hutan dan Lahan Terbakar di Indonesia Tahun 2015 yang ditulis oleh DR. Sutopo
Purwo Nugroho, Msi, APU yang merupakan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas
BNPB Indonesia.
Gambar 2: Estimasi Luas Daerah Terbakar di Indonesia Priode 1 Juli- 20 Oktober Tahun 2015
Sumber: BNPB, 2016
Temean-teman
sudah melihat dan membaca dengan baik-baik isi tabel di atas. Sangat
menghawatirkan bukan? Luas hutan yang terbakar pada tahun 2015 mencapai
2.089.911 ha dimana 618.574 ha nya adalah lahan gambut.
Menjaga
Gambut, Menjaga Indonesia
Mengapa
saya mengatakan bahwa dengan menjaga gambut, maka kita akan menjaga Indonesia,
hal ini tidak tak lain dan tak bukan adalah karena apabila lahan gambut kita
terus-menerus terbakar maka semua sektor baik itu pendidikan, transportasi,
ekonomi, dan lainnya akan kacau-balau dan akan membuat Indonesia harus
mengeluarkan uang triliunan rupiah untuk memulihkannya. Hal ini saya rasakan
ketika kebakaran tahun 2015 yang lalu. Walaupun saat itu kebakaran lahan ini
tidak melanda provinsi Sumatera Barat yang merupakan daerah dimana saya tinggal
namun dampak kebakaran tersebut saya rasakan bahkan hampir mencapai 3 bulan.
Selama 90 hari itu kami masyarakat Sumatera Barat yang terkenal dengan masih
terjaganya alam dan selalu dihiasi langit biru saat itu diselimuti kabut asap
yang tebal bahkan dibeberapa Kota tingkat Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU)
nya sudah mencapai level berbahaya, terutama di Kota Sawahlunto. Selama itu
juga kami tidak bisa melihat langit biru.
Nah,
ditambah dengan data-data yang dilansir oleh www.pantaugambut.id
yang merilis kerugian akibat kebakaran hutan dan/atau lahan tahun 2015 yang
lalu menuliskan bahwa Indonesia menerima dampak dalam berbagai hal seperti
dalam gambar ini.
Gambar 3: Dampak Negatif Kebakaran Hutan dan/atau Lahan Gambut Tahun 2015
Sumber: www.pantagambut.id
Bagaimana
teman-teman, apa pendapat teman-teman sekalian setelah membaca beberapa
kerugian akibat peristiwa mengenaskan itu. Hal inilah yang menjadi dasar kuat
bagi saya untuk mengatakan bahwa dengan menjaga gambut maka kita sudah
berpartisipasi menjaga Indonesia. Karena saat ini tak perlu untuk menjadi
Tentara Nasional Indonesia (TNI) agar kita bisa menjaga Indonesia. Cukup dengan
melakukan hal-hal sederhana seperti ikut berpartisipasi dalam menjaga alam yang
ada di Indonesia maka kita juga telah ikut untuk menjaga Indonesia. Jagalah
alam seperti alam menjaga kita.
Oleh: Muhammad Amin, ST (Alumni Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas dan Kandidat Master of Environmental Design, Kanazawa University, Jepang
www.pantaugambut.id
Bagi yang telah membaca tulisannya, mohon untuk di share dan di comment ya
BalasHapusSangat inspiratif & infirormatif 👍
BalasHapusTerima kasih banyak Kak Maya
HapusNice article guys, i hope you always give more interesting article and it's very good for young generation to be aware with environment....
BalasHapusThank you guys, Perhaps, you can give me some suggestion to make my article will be better.
HapusDari artikel diatas saya melihat estimasi luas daerah y trbakar pada pulau sumatra.trnyata 2 kali lipat lbih besar lahan non gambut dr pada y gmbut d daerah trsbut
BalasHapusSngat mnyedihkan memang...
Pdahal mta pncharian masyrkat pda pulau trsbut umumnya bertani dan jga brkebun
Apkah msalh ini kita biarkan saja? Atau kita atasi?
Mudah2n dengan mnculnya artikel y bnyak mmberikan infrmasi ini bsa mmbuat kita para pemuda/i indonesia mlai mmperhatikan keadaan lingkungan kita...
Iya betul sekali Bu Beti. Hal tersebut memang harus menjadi perhatian kita semua. Semoga artikel ini bisa menginspirasi dan juga menyadarkan para pihak yang berkepentingan dalam kasus ini.
HapusYang membakar juga manusia, seharusnya pemerintah memberikan sanksi dan sosialisasi sehingga mengurangi pembakaran hutan maupun gambut. Mudah-mudahan yg membakar membaca artikel ini dan tobat. Aamiin.
BalasHapusIya Betul sekali Pak Randa. Atas apresisasinya.
Hapussaya sangat miris Melihat estimasi luasan lahan gambut terbakar tahun 2015. tampaknya belum ada upaya maksimal dalam penagakan hukum di Indonesia terkait pembakaran lahan gambut. hal ini jika tidak segera ditindaklanjuti, bisa diperkirakan akan semakin meluas lahan gambut yang terbakar.
BalasHapusIyaa Ta. Sebenarnya sebuah artikel hanya punya kekuatan untuk menyadarkan. Tindak lanjut adalah hal yang diharapkan menjadi aksi nyata dari pemerintah kita
HapusSaya rasa perlu penegakatan hukum yang tegas, pengawasan yang ketat, serta kesadaran bersama untuk mengatasinya
BalasHapusPemerintah yang serius, hukum yang tegas, peran aktif masyarakat sangat dibutuhkan untuk hal ini.
HapusWow, that's amazing article, so beneficial. I do not relize that there are so many merits and demerits if people can't protect peatlands. I hope after read it, all people have awareness to keep our environment.
BalasHapusThank you very much for your apreciation. I hope I can write anything that is very useful for all people
HapusAssalamualaikum. Pak Muhammad Amin ST...
BalasHapussetelah saya baca baca ketiga Tulisan bapak, saya sangat kagum melihat hasil buah pikiran bapak yang tertuang dalam bentuk tulisan. Dan semoga saya dan teman teman yg lain memulai untuk melakukan hal tersebut pula.
Masukan dan saran dari saya adalah, untuk sebaik nya di buat peta peta terkait spt peta wilayah kerusakan, peta vegetasi gambut, dll, dari peta tersebut akan tampak lah sebaran lokasi gambut yg menjadi prioritas untuk segera di selamat kan. Pengalaman saya beberapa kali mengikuti sidang amdal (ngintip dari luar jendela ruangan sidang maksud nya... Hehehehe)
Para pemangku kepentingan hanya memantau Dari peta tsb. Atau sekali sekali kelapangan untuk crosscheck. Nah Peta yang bapak buat nanti nya dapat menjadi sumber yang informatif dalam penyampaian ke masyarakat juga. Peta adalah representasi visual yg paling baik saat bapak membahas tentang sesuatu di area tertentu dan lebih meyakinkan.
Salam
Dandi Pelly
Terima kasih banyak pak dandi pelly atas masukannya yang sangat bagus. Semoga artikel artikel selanjutnya akan lebih sempurna.
HapusAssalamualaikum. Pak Muhammad Amin ST...
BalasHapussetelah saya baca baca ketiga Tulisan bapak, saya sangat kagum melihat hasil buah pikiran bapak yang tertuang dalam bentuk tulisan. Dan semoga saya dan teman teman yg lain memulai untuk melakukan hal tersebut pula.
Masukan dan saran dari saya adalah, untuk sebaik nya di buat peta peta terkait spt peta wilayah kerusakan, peta vegetasi gambut, dll, dari peta tersebut akan tampak lah sebaran lokasi gambut yg menjadi prioritas untuk segera di selamat kan. Pengalaman saya beberapa kali mengikuti sidang amdal (ngintip dari luar jendela ruangan sidang maksud nya... Hehehehe)
Para pemangku kepentingan hanya memantau Dari peta tsb. Atau sekali sekali kelapangan untuk crosscheck. Nah Peta yang bapak buat nanti nya dapat menjadi sumber yang informatif dalam penyampaian ke masyarakat juga. Peta adalah representasi visual yg paling baik saat bapak membahas tentang sesuatu di area tertentu dan lebih meyakinkan.
Salam
Dandi Pelly
Terima kasih banyak pak dandi pelly atas masukannya yang sangat bagus. Semoga artikel artikel selanjutnya akan lebih sempurna.
HapusIt's good information!
BalasHapusThank you very much Sir.
HapusMenjaga lingkungan berarti menjaga generasi selanjutnya untuk tetap hidup
BalasHapus